Perkembangan bank syariah di dunia saat ini telah menarik perhatian banyak kalangan, diantaranya adalah para praktisi dan akademisi. Berpusat di wilayah Timur Tengah, Afrika Utara, dan Negara-negara Muslim lainnya, bank syariah tumbuh sebesar 15% - 50% per tahun lebih tinggi dari bank konvensional (Ernst & Young, 2014). Dengan jumlah sekitar 38 juta nasabah di seluruh dunia, total asset dari industri perbankan syariah di seluruh dunia telah mencapai US$ 1,7 milyar di tahun 2013. Meskipun pangsa pasar bank syariah di dunia masih kurang dari 2% (Beck et al., 2013), dengan kinerjanya yang positif dan per
tumbuhannya yang menjanjikan dapat menjadi indikasi kemampuan bank syariah untuk dapat bersaing dengan bank konvensional di industri perbankan dunia, terutama di negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah Muslim.
TINJAUAN LITERATUR
Perbankan Syariah di Indonesia Di Indonesia, bank syariah dipandang oleh Bank Indonesia sebagai alternatif sistem perbankan untuk masyarakat yang Indonesia yang beragam. Bank Indonesia mengharapkan Bank syariah dan bank konvensional untuk saling melengkapi dalam mobilisasi dana masyarakat ke dunia perbankan. Senada dengan Gheeraert (2014), apabila bank syariah dapat menjangkau masyarakat yang tidak mau menggunakan jasa perbankan konvensional, total dana perbankan yang dihimpun dari masyarakat yang akan digunakan untuk menggenjot roda perekonomian akan semakin tinggi. Bank syariah juga memiliki banyak alternatif pembiayaan kepada nasabah yang religius, seperti qardhul hasan (Falikhatun et al., 2016), yang dapat menjadi motor penghimpunan dana masyarakat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik deskriptif Statistik deskriptif penelitian ini tersaji dalam Tabel 2. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup mencolok antara bank syariah dan konvensional di Indonesia dalam hal total aset, kredit (pembiayaan), dan ekuitas. Sebagai contoh, Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai bank syariah yang memberikan pembiayaan tertinggi (Rp 21,2 milyar) dibanding bank syariah yang lain masih tertinggal jauh jika dibandingkan Bank Mandiri (Rp 417 milyar). Sebagai bank syariah terbesar dari sisi total asetnya, Bank Syariah Mandiri (BSM) hanya 10% dibandingkan dengan former parent Bank Mandiri. Secara umum, berdasarkan data yang dimiliki peneliti, total aset lima bank syariah di Indonesia hanya 6,4% dari total aset perbankan di Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini menginvestigasi daya saing bank syariah dan bank konvensional di Indonesia untuk menjawab pertanyaan apakah bank syariah memiliki daya saing yang lebih baik di negara yang memiliki religiusitas tinggi seperti Indonesia. Peneliti menggunakan indeks Lerner untuk mengukur daya saing bank. Hasil yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa daya saing bank syariah secara signifikan lebih rendah dari bank konvensional. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa bank konvesional sangat superior dalam hal utilisasi aset mereka. Risiko bank konvensional yang ditunjukkan dari rasio kapital juga lebih rendah daripada bank syariah. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa religiusitas sebuah negara tidak menjamin bahwa bank syariah akan memiliki posisi yang lebih baik di masyarakat dan pasar perbankan. Penelitian ini memiliki kontribusi kebijakan yaitu bahwa Direktorat Perbankan Syariah di Bank Indonesia belum bekerja secara efektif. Bank Indonesia perlu memikirkan cara yang lain untuk mengembangkan daya saing bank syariah dalam meningkatkan stabilitas keuangan negara. Keseimbangan antara bank syariah dan bank konvensional sangat penting untuk stabilitas keuangan. Salah satu batasan penelitian ini adalah tentang pemilihan sampel. Akan lebih baik jika sebuah penelitian dapat membandingkan dua sampel yang memiliki karakteristik yang cukup sama. Membandingkan bank syariah dengan pangsa pasar 6% dengan bank konvensional yang menguasai 80% pasar perbankan dirasa kurang fair. Dengan demi
kian, penelitian ini mendorong penelitian selanjutnya untuk mempelajari daya saing perbankan menggunakan karakteristik bank yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar